Sejarah solid surface dimulai pada tahun 1967 ketika perusahaan bernama DuPont mengembangkan bahan solid surface pertama yang dikenal sebagai “Corian”. Corian merupakan campuran antara mineral alumina trihydrate dan akrilik polimer. Bahan ini diciptakan sebagai alternatif yang lebih tahan lama dan serbaguna daripada bahan meja tradisional seperti laminat atau batu alam.
Corian awalnya diperkenalkan sebagai bahan untuk countertop dapur, namun seiring berjalannya waktu, penggunaannya berkembang menjadi berbagai aplikasi lainnya seperti wastafel, meja, dan permukaan lainnya dalam ruangan. Banyaknya pilihan warna dan pola, serta kemampuannya untuk diukir dan dibentuk dengan mudah membuatnya menjadi pilihan yang populer dalam desain interior.
Keberhasilan Corian mendorong perusahaan lain untuk mengembangkan produk serupa. Seiring dengan waktu, berbagai merek solid surface lainnya muncul di pasaran, menawarkan variasi dalam komposisi material, warna, dan fitur-fitur khusus lainnya.
Solid surface memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya diminati, antara lain:
- Tahan lama: Solid surface tahan terhadap noda, goresan, dan aus.
- Non-poros: Permukaan yang tidak berpori membuatnya mudah dibersihkan dan higienis.
- Fleksibilitas desain: Bahan ini dapat dibentuk sesuai keinginan, memungkinkan pembuatan permukaan yang datar atau berkontur.
- Kekuatan struktural: Meskipun fleksibel, solid surface memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan beban berat.
- Kemungkinan perbaikan: Jika terjadi kerusakan, solid surface dapat diperbaiki dengan mudah dengan pengamplasan atau pengelasan ulang.
Dengan keunggulan-keunggulannya ini, solid surface terus menjadi pilihan yang populer dalam industri desain interior dan konstruksi, terutama untuk aplikasi yang membutuhkan kombinasi antara estetika, ketahanan, dan kemudahan pemeliharaan.